Top Ad unit 728 × 90

[Buku][slider][#fc0000]

Ringkasan Geografi


Paket A_Soal Nomer 1 | Konsep Geografi.
Ada 10 konsep dasar geografi, yaitu sebagai berikut.
  1. Konsep aglomerasi, yaitu persebaran gejala geografi yang mengelompok di suatu tempat karena ada faktor-faktor yang menguntungkan. Contohnya, penduduk biasanya bertempat tinggal di dataran rendah yang subur. Penduduk di perkotaan cenderung tinggal secara mengelompok pada tingkat sosial yang sejenis seperti permukiman elit atau mewah
  2. Konsep diferensiasi area, yaitu adanya perbedaan ciri khas suatu daerah dengan daerah lain.
  3. Konsep interaksi dan interdependensi, yaitu peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi gejala alam.
  4. Konsep jarak, yaitu berkaitan dengan proses pencapaian ke suatu lokasi dan perhitungan jarak antara satu tempat ke tempat lain.
  5. Konsep keterjangkauan, yaitu tersedianya sarana dan prasarana untuk mencapai suatu wilayah. Misalnya, transportasi di dataran rendah lebih mudah dibandingkan transportasi di pegunungan.
  6. Konsep keterkaitan keruangan, yaitu hubungan antara persebaran gejala geografi di suatu tempat dengan gejala lain. Contohnya adalah keterkaitan antara tingkat erosi dengan kesuburan tanah. Semakin besar tingkat erosi maka kesuburan tanah semakin berkurang.
  7. Konsep lokasi, yaitu konsep yang sangat penting dalam geografi. Konsep ini ada dua, yaitu lokasi relatif dan lokasi absolut. Lokasi relatif adalah lokasi yang didasarkan pada keadaan daerah sekitar. Lokasi absolut adalah lokasi yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur.
  8. Konsep morfologi, yaitu konsep yang berhubungan dengan relief (bentuk permukaan bumi) yang berbeda-beda sehingga kegunaannya pun berbeda. Pada umumnya, penduduk terpusat pada daerah-daerah lembah sungai besar dan tanah datar yang subur. Wilayah pegunungan dengan lereng terjal sangat jarang digunakan sebagai permukiman.
  9. Konsep nilai kegunaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan manfaat fenomena yang ada. Misalnya, daerah wisata bagi wisatawan merupakan tempat rekreasi, tetapi bagi pedagang merupakan tempat yang menguntungkan untuk berdagang.
  10. Konsep pola, yaitu berkaitan dengan persebaran fenomena permukiman, sungai, jenis tanah, dan pengembangan kota. Contoh manusia membangun kawasan permukiman dengan pola sedemikain rupa agar memudahkan masyarakat mencapai tempat kerja, sekolah, pasar, sehingga mudah menciptakan kehidupan sehari-hari yang nyaman dan sejahtera.

Paket A_Soal Nomer 2 | Pendekatan Geografi.
Dalam geografi dikenal beberapa pendekatan
1. Pendekatan Spasial (Keruangan)
  • Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka Bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya.
  • Aspek-aspek ruang muka Bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interrelasi, serta interaksinya.
  • Salah satu contoh pendekatan keruangan adalah sebagai berikut. Sebidang tanah harganya mahal karena tanahnya subur. Sebidang tanah harganya mahal karena letaknya di pinggir jalan. Pada contoh tersebut, yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktifitas pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letaknya yang strategis.

2. Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
  • Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu interrelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah.
  • Misalnya, suatu padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.

3. Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
  • Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka Bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif.
  • Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa.

Paket A_Soal Nomer 3 | Prinsip Geografi .
Di dalam studi geografi dikenal empat prinsip utama
1. Prinsip Persebaran
Artinya bahwa gejala, ketampakan, dan masalah yang terdapat di ruang muka bumi persebarannya sangat bervariasi. Ada yang tersebar secara merata, bergerombol di wilayah-wilayah ter tentu, ataupun sama sekali tidak merata. Contoh persebaran kandungan minyak bumi dan gas di wilayah Indonesia tidaklah merata, lebih banyak terkonsentrasi di wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan di wilayah Indonesia bagian timur lebih banyak mengandung bahan mineral.
2. Prinsip Interrelasi
Artinya bahwa antara komponen atau aspek-aspek lingkungan geografi senantiasa terdapat hubungan timbal balik atau saling keterkaitan dengan yang lainnya. Contoh, usaha pembukaan lahan di hutan untuk keperluan area pertambangan akan menyebabkan terjadinya penebangan hutan dan berubahnya ekosistem satwa dan tumbuhan di area hutan tersebut.
3. Prinsip Deskripsi
Cara pemaparan hasil penelaahan studi geografi terhadap gejala, fenomena, atau masalah yang ada. Penjelasan atau deskripsi hasil penelaah tersebut dapat berupa uraian, peta, diagram, tabel, grafik, citra, atau media lainnya.
4. Prinsip Korologi
Gabungan atau perpaduan dari ketiga prinsip tersebut. Dalam prinsip ini gejala dan permasalahan geografi dianalisis persebaran, interaksi, dan interrelasinya dari berbagai aspek yang mempengaruhinya.

Paket A_Soal Nomer 4 | Tektonisme
Tektonisme atau tenaga tektonik adalah peristiwa pergeseran dan perubahan letak lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi, baik vertikal maupun horizontal sehingga mengakibatkan adanya lipatan, patahan, dan tektonik lempeng.
  1. Epirogenetik adalah gerakan penaikan atau penurunan lapisan kulit bumi secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama dan meliputi daerah yang luas. Ada dua macam epirogenetik, yaitu sebagai berikut. Epirogenetik positif, yaitu gerakan penurunan lapisan kulit bumi, seolah-olah permukaan air laut yang naik. Contoh: Pecahnya benua raksasa (Benua Pangea) menjadi Benua Eurasia di belahan bumi utara; Benua Gondwana di belahan bumi selatan yang dipisahkan oleh Laut Tethys, benua tersebut mengalami penurunan sampai di bawah permukaan air laut (di bawah Samudera Hindia). Epirogenetik negatif, yaitu gerakan penaikan lapisan kulit bumi, seolah-olah permukaan air laut yang turun. Contoh: Terangkatnya Pulau Timor, Pulau Buton (Indonesia) di atas permukaan air laut, Terangkatnya Dataran Tinggi Colorado (Amerika Selatan) di atas permukaan air laut.
  2. Orogenetik adalah gerakan penaikan atau penurunan lapisan kulit bumi secara cepat meliputi daerah yang relatif sempit. Proses ini dapat menghasilkan pegunungan lipatan yang membentuk sinklinal (lembah lipatan) dan antiklinal (punggung atau puncak lipatan); Pegunungan patahan yang membentuk horst, graben (slenk), dan fleksur.
  • Patahan/Sesar/Faoult
    adalah gerakan tekanan horizontal dan vertikal menyebabkan kulit bumi yang rapuh menjadi retak atau patah. Contoh sesar di Indonesia Patahan Semangko di Sumatera, Patahan Matana (Sulawesi), Patahan Palu-Koro di Sulawesi
  • Lipatan terjadi karena adanya tenaga endogen yang bergerak pada suatu garis dalam lapisan sedimen dengan tekanan tangensial (arah horizontal) mendesak lapisan batuan yang plastis, sehingga terjadilah pelengkungan pada lapisan-lapisan sedimen.

Paket A_Soal Nomer 5 | Pergerakan Lempeng
Lempeng Benua dengan rata-rata ketebalan sekitar 40 km. Kulit benua terdiri atas batuan granitis dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,7 yang meliputi Eurasia, Afrika, Amerika Utara,
Amerika Selatan, dan lempeng-lempeng kecil di sekitarnya. Lempeng Samudra dengan rata-rata ketebalan antara 5-10 km. Kulit samudra terdiri atas batuan basaltis dengan berat jenis rata-rata mencapai 3,3. Adapun yang termasuk lempeng samudra antara lain Pasifik, Atlantik, dan Indo-Australia (Hindia).
  1. Jika dua buah lempeng benua dan samudra saling bertubrukan (subduction zone) maka lempeng samudra yang lebih berat akan menunjam (menyusup) ke bawah benua yang lebih ringan. Pada bidang per temuannya (zone subduksi), terjadi gejala alam antara lain : (1) Proses pelipatan dan patahan lempeng benua, mengakibatkan terbentuk jalur pegunungan lipatan dan patahan, seperti pegunungan Sirkum Mediterania sebagai akibat pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia. (2) Penyusupan lempeng samudra, terbentuk palung laut yang sangat dalam. (3) Sepanjang bidang gesek pertemuan kedua lempeng litosfer tersebut merupakan jalur pusat gempa (hiposentrum). (4) Penyusupan lempeng samudra ke dalam astenosfer yang bersuhu tinggi mengakibatkan pencairan massa litosfer yang menimbulkan aktivitas gunungapi (vulkanisme).
  2. Jika lempeng benua dan benua yang relatif sama berat jenisnya saling bertubrukan, pada daerah pertemuannya akan terbentuk pelipatan litosfer arah ke atas sehingga membentuk pegunungan lipatan yang tinggi. Contohnya adalah rantai Pegunungan Himalaya sebagai akibat tumbukan antara lempeng Benua Eurasia dengan Subbenua India.
  3. Jika lempeng samudra dengan samudra saling menjauh (divergen junction) pada zone pemisahannya akan keluar magma basaltis yang kaya akan mineral besi dan magnesium. Akibat proses pendinginan oleh air laut lava basaltis tersebut akan membeku membentuk litosfer baru. Wilayah perekahan (zone divergen), ditandai dengan: (1) pematang tengah samudra (oceanic ridge), seperti pematang tengah Samudra Pasifik dan Atlantik; (2) lava bantal (pillow lava) yang bersifat basaltis.
  4. Jika dua buah lempeng litosfer saling bergesekan, pada bidang geseknya akan terbentuk sesar mendatar, misalnya Sesar San Andreas (San Andreas Fault) di Amerika Serikat.

Paket A_Soal Nomer 6 | Gempa Bumi
Gempa dapat diartikan sebagai bergetarnya lapisan litosfer dan permukaan bumi karena sebab-sebab tertentu. Gempa tektonik yaitu getaran gempa yang diakibatkan proses tektonik baik lipatan atau patahan muka Bumi sehingga mengakibatkan pergeseran (dislokasi) lapisan-lapisan batuan pembentuk litosfer. Pusat gempa tektonik tersebar di sepanjang zona penyusupan (subduksi) lempeng samudra ke bawah lempeng benua. Gempa vulkanik, yaitu getaran gempa yang menyertai aktivitas gunungapi, baik sebelum maupun pada saat terjadi erupsi. Gempa terban (runtuhan), yaitu gempa yang terjadi akibat runtuhnya massa batuan mengisi ruang yang kosong dalam litosfer. Gempa ini sering terjadi akibat ambruknya gua-gua kapur atau terowongan pertambangan bawah tanah. Episentral adalah jarak antara sumber gempa atau episentrum dan stasiun pengamat gempa. Homoseista adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan Bumi yang mencatat getaran gempa yang pertama pada waktu yang sama
Paket A_Soal Nomer 7 | Contoh Batuan
Batuan-batuan yang terdapat pada kulit bumi dibedakan menjadi tiga
  1. Batuan beku adalah batuan yang pada mulanya dalam keadaan cair serta sangat panas, lalu berangsur-angsur dingin dan akhirnya membeku.
    1. Batuan beku dalam terjadi ketika masih di dalam sudah mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga menghasilkan hablur-hablur (kristal-kristal) yang agak besar. contohnya batu granit, diotit, gabbro.
    2. Batuan beku sela atau batuan beku korok, terjadi ketika magma yang ditekan ke atas (keluar) melalui sela-sela (korok-korok) dalam kulit bumi mengalami proses pendinginan.
    3. Batuan beku luar atau batuan beku effusif, terjadi pada lava yang cepat membeku setelah keluar dari kawah gunung berapi . Contohnya basal, scoria, diorit, obsidin dan andesit.
    Batuan beku juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kandungan silikat atau kuarsa dalam magmanya, yaitu sebagai berikut.
    1. Batuan Beku Asam (Granitis) yaitu batuan beku yang berasal dari magma yang bersifat asam karena banyak mengandung mineral kuarsa (SiO2), sedangkan kandungan Oksida Magnesiumnya (MgO) rendah.
    2. Batuan Beku Intermediet (Andesitis) yaitu bakuan beku yang berasal dari magma pertengahan dengan perbandingan mi neral kuarsa (SiO2) dan Oksida Magnesium (MgO) relatif seimbang.
    3. Batuan Beku Basa (Basaltis) yaitu bakuan beku yang berasal dari magma yang bersifat basa karena banyak mengandung mineral Oksida Magnesium (MgO), sedangkan kandungan kuarsanya (SiO2) rendah.
  2. Batuan endapan atau batuan sedimen.
    1. Berdasarkan Cara Pengendapan. Batuan Sedimen Klastik, adalah batuan sedimen yang susunan kimianya sama dengan susunan kimia batuan asal (kerikil, pasir, dan Lumpur). Batuan Sedimen Kimiawi, adalah batuan sedimen yang terbentuk jika dalam proses pengen dapan tersebut terjadi proses kimia, seperti pelarutan, penguapan, oksidasi, dan dehidrasi (stalaktit di atap gua dan stalagmit di dasar gua).
    2. Berdasarkan Tenaga Pengendapan/Perantaranya. Batuan sedimen aeris atau aeolis, pengangkut batuan ini adalah angin. Contohnya tanah los, tanah tuf, dan tanah pasir di gurun.Batuan sedimen glasial, pengangkut batuan ini adalah es. Contohnya moraine. Batuan sedimen aquatis (aqua = air). Contohnya breksi, yakni batuan sedimen yang terdiri atas batu-batu yang bersudut tajam yang sudah direkat satu sama lain. Konglomerat, yakni batuan sedimen yang terdiri atas batu-batu yang bulat-bulat yang sudah direkat satu sama lain. Batu pasir, yakni batuan sedimen yang terdiri atas kristal-kristal.
    3. Berdasarkan Tempat Pengendapan. Batuan sedimen lakustre, yakni batuan sedimen yang diendapkan di danau. Contoh: turf danau dan tanah liat danau. Batuan sedimen kontinental, yakni batuan sedimen yang diendapkan di laut. Contoh: tanah los dan tanah gurun pasir. Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut. Contoh: lumpur biru di pantai, endapan radiolaria di laut dalam, dan lumpur merah.
  3. Batuan metamorf atau batuan berubah sifat. Batuan metamorf merupakan batuan yang mengalami perubahan bentuk oleh faktor tekanan, suhu, dan waktu. Batuan metamorf yang berasal dari batuan beku misalnya dari granit menjadi gneis, sedangkan yang berasal dari batuan sedimen misalnya batu kapur menjadi batu marmer.
    1. Batuan Metamorf Kontak. Proses pembentukan batuan metamorf kontak terjadinya berurutan disebabkan oleh suhu yang tinggi akibat berdekatan dengan magma atau intrusi magma sehingga memanasi batuan di sekitranya. Contoh Batu Marmer
    2. Batuan Metamorf Dinamo. Batuan metamorf dinamo merupakan batuan malihan yang terbentuk karena faktor tekanan dan waktu yang lama. Contoh batuan ini adalah batuan sabak dari sedimen tanah liat yang luas dan tertimbun batuan di atasnya dalam waktu lama.
    3. Batuan Metamorf Kontak Pneumatalitis. Dalam perubahan batuan metamorf kontak dan metamorf dinamo kadang-kadang terjadi penambahan bahan-bahan lain. Contohnya kwarsa yang mengandung fluorium akan menjadi topaz, batu permata berwarna kuning

Paket A_Soal Nomer 8 | Material Vulkanisme
Gejala vulkanisme terbentuk dengan persyaratan sebagai berikut.
  1. Terbentuknya dapur magma di lapis-lapis dalam kulit bumi.
  2. Intrusi magma adalah aktivitas magma yang menerobos melalui celah, retakan, atau patahan yang terbentuk di lapisan atas dapur magma, tetapi tidak sampai tembus ke permukaan bumi. Intrusi magma ini menghasilkan bentukan-bentukan sebagai berikut. Batolith, yaitu batuan beku dalam yang membeku di dekat atau di dalam dapur magma (plutonis). Lakolith, yaitu batuan beku yang membeku di antara dua lapisan litosfer dan bentuk alasnya datar, bagian atasnya cembung. Sills, yaitu batuan beku yang membeku di antara dua lapisan litosfer dan bentuknya relatif tipis atau pipih dan melebar. Dike, yaitu batuan beku yang memotong lapisan-lapisan litosfer dan bentuknya pipih, arahnya tegak atau miring. Apofisa, yaitu batuan beku yang terbentuk di cabang-cabang berukuran kecil. Batuan beku korok (sela), yaitu batuan beku yang membeku di dalam diatrema (pipa kawah atau pipa kepundan).
  3. Ekstrusi magma adalah aktivitas atau gerakan magma yang mencapai permukaan bumi. Ekstrusi magma sebagai gejala terbentuknya gunung api. Ekstrusi magma menyebabkan suatu letusan. Letusan itu disebut erupsi. Erupsi eksplosif, yaitu letusan yang luar biasa dahsyatnya akibat tekanan gas yang teramat kuat. Pada erupsi eksplosif, magma kental dan pijar terdorong keluar. Magma kental terpelanting dan membeku menjadi bom vulkanik. Magma pijar sebagian mengalir di permukaan dan sebagian tersembur ke udara yang membeku berupa lapili dan pasir. Magma pijar yang terlempar membeku menjadi batu apung. Eflata, yaitu benda padat yang dikeluarkan gunung api pada waktu letusan. Erupsi efusif, yaitu letupan karena tekanan gas magmatiknya tidak seberapa kuat, sehingga magma kental dan pijar dari lubang kepundan hanya tumpah mengalir ke lereng-lereng puncak gunung itu.
Ada tiga macam benda-benda vulkanik, yaitu sebagai berikut.
  1. Benda cair (effusifa): Lava, Lahar panas, Lahar dingin
  2. Benda padat (eflata atau piroklastika) : bom vulkanik, kerikil vulkanik, Lapili,
    pasir vulkanik, abu vulkanik, skoria
  3. Benda gas (ekshalasi): a) gas asam arang/mofet (CO2), gas belerang (H2S),) zat lemas (N2), uap air panas/fumarol (H2O).

Paket A_Soal Nomer 9 | Tipe dan Macam Gunung Api
  1. Gunung Api Perisai (Tameng). Gunung api ini terbentuk karena sifat magma yang keluar sangat encer dengan tekanan yang rendah, hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbentuk menjadi sangat landai. Di Indonesia hampir tidak ada gunung yang berbentuk perisai, sehingga magma mudah mengalir ke segala arah. Sebagian besar gunung ini ada di Hawaii.
  2. Gunung Api Maar. Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis letusan yang terjadi adalah jenis eksplosif sehingga membentuk lubang besar pada bagian puncak (kawah). Letusan gunung api seperti ini terjadi karena ukuran dapur magma kecil dan letaknya dangkal, sehingga letusan hanya terjadi satu kali kemudian mati. Contoh Danau Klakah di Lamongan dan Danau Eifel di Prancis.
  3. Gunung Api Strato. Gunung api ini terbentuk akibat terjadinya erupsi eksplosif dan erupsi efusif berselang- seling. Sebagian besar gunung api di alam ini merupakan gunung api strato. Contoh: Gunung api Merapi, Merbabu, Semeru, dan Kelud di Indonesia, Gunung Fuji di Jepang, Gunung Vesuvius di Italia, serta Gunung Santo Helens dan Rainier di Amerika Serikat.

Paket A_Soal Nomer 10 | Pergerakan Bumi/Benua
  1. 200 Juta Tahun yang Lalu. Benua-benua tergabung dalam satu superbenua bernama Pangaea. Amerika Utara dan Eurasia merupakan bagian utara Pangaea dan disebut Laurasia. Benua-benua lain bergerombol di segmen selatan, yaitu Gondwana. Di sebelah timur terdapat Laut Tethys.
  2. 180 Juta Tahun yang Lalu. Benua Pangaea mulai pecah, dengan munculnya Samudra Atlantik Utara di antara Laurasia dan Gondwana. Gondwana sendiri pecah menjadi tiga bagian dan Laut Tethys menjadi lebih sempit.
  3. 135 Juta Tahun yang Lalu. Sebuah retakan melebar antara Amerika Utara dan Eurasia dengan memperlebar Atlantik Utara. Amerika Selatan dan Afrika mulai terpisah sepanjang suatu retakan yang menjadi Samudra Atlantik Selatan. India bergerak ke utara menuju Asia.
  4. 65 Juta Tahun yang Lalu. Amerika Selatan dan Afrika telah menempuh jalan masingmasing. Amerika Utara dan Eropa masih berhubungan dengan Greenland. Sedangkan India mendekati Asia.
  5. Saat Ini. Greenland telah terpisah, sementara Australia telah berpindah ke utara dari Antartika. India telah menabrak Asia.
  6. Prediksi 50 Juta Tahun yang Akan Datang. Samudra Atlantik terus melebar, sementara Samudra Pasifik menciut. Australia mendekati Asia. Lembah retak Afrika terbuka dan tergenang. Laut Merah melebar dan Teluk Persia lenyap.

Paket A_Soal Nomer 11 | Mitigasi Gempa
Tindakan penyelamatan pada saat gempa berlangsung.
  1. Gempa Terjadi saat Berada di dalam Rumah. Saat gempa, akan terjadi guncangan beberapa saat. Selama jangka waktu itu, kamu harus mengupayakan keselamatan dirimu dan keluargamu. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuhmu dari jatuhan benda-benda. Jika tidak ada meja, lindungi kepalamu dengan bantal. Jika sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
  2. Gempa Terjadi saat Berada di dalam Rumah Luar. Lindungi kepalamu dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepalamu dengan menggunakan tangan, tas, atau apa pun yang kamu bawa.
  3. Gempa Terjadi saat Berada di Mall, Bioskop, dan Lantai Dasar Mall. Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
  4. Gempa Terjadi saat Berada dalam Lift. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika kamu merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika kamu terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
  5. Gempa Terjadi saat Berada dalam Kereta Api. Berpeganglah erat pada tiang sehingga kamu tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
  6. Gempa Terjadi saat Berada di dalam Mobil. Saat terjadi gempa bumi besar, kamu akan merasa seakan-akan roda mobil gundul. Bisa jadi kamu kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil ke kiri jalan dan berhentilah. Jika harus mengungsi, maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tidak terkunci. Hindari gedung bertingkat, menara, maupun tiang.
  7. Gempa Terjadi saat Berada di Gunung atau Pantai. Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahaya bisa datang dari tsunami. Jika kamu merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi.

Paket A_Soal Nomer 12 | Pelapukan
PELAPUKAN
  1. Pelapukan Fisik/Mekanik. Pelapukan ini ditandai dengan adanya perubahan fisik batuan. Batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil dan masih membawa karakteristik asli batuan asalnya. Pertama, pembekuan air di dalam batuan mampu merusak batuan. Proses ini seperti yang terjadi ketika air laut menyusup dalam batu karang. Kedua, ketika terjadi perbedaan temperatur yang mengakibatkan batuan mengembang saat suhu tinggi, dan mengerut saat suhu rendah. Ketiga, curah hujan yang tinggi disertai dengan intensitas sinar matahari yang tinggi secara bergantian, membuat batuan mengerut dan mengembang hingga akhirnya terlapuk.
  2. Pelapukan Kimia. Pelapukan ini merupakan pelapukan dengan proses yang lebih kompleks karena disertai dengan penambahan maupun pengurangan unsur kimia pada batuan. Sehingga komposisinya tidak lagi seperti batuan asal. Peristiwa seperti pelarutan batuan oleh air, oksidasi, dan hidrolisis mengakibatkan terjadinya pelapukan secara kimiawi. hasil
    pelapukan kimia salah satunya terlihat jelas di wilayah karst. Gua, uvala, dolina, dan aliran sungai bawah tanah misalnya, terjadi karena pelarutan tanah kapur melalui retakan-retakan (diaklas).
  3. Pelapukan Biologis/Organik. Pelapukan ini terjadi dengan bantuan tumbuhan, hewan, dan manusia.
PENGIKISAN
  1. Akibat Pengikisan oleh Air Sungai. Misalnya Lembah, Jurang, Potholes, Air Terjun, Gorges, Kanyon
  2. Akibat Pengikisan oleh Tenaga Gelombang (Abrasi). Misalnya Tebing Terjal (Cliff) dan Rataan Bentukan Gelombang (Wave Cut Platform, Jembatan Alam (Natural Bridge)
  3. Akibat Pengikisan oleh Tenaga Angin. Misalnya Bantuan cendawan

PENGENDAPAN
Delta, Kipas Aluvial. Tanggul Alam, Dataran Banjir, Meander, Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake), Tombolo dan Spit, Gumuk Pasir
Paket A_Soal Nomer 13 | Upaya Penanggulangan Kerusakan Tanah
Berikut ini contoh tindakan dalam menanggulangi beberapa kerusakan tanah :
  • Mengendalikan Erosi
    mengurangi panjang dan kemiringan lereng, menanami lahan dengan tanaman penutup,dan melakukan pengelolaan lahan, membuat bendungan atau dam
  • Mengawetkan Tanah
    • Metode Vegetatif
      • Penanaman tanaman secara berjalur tegak lurus terhadap arah aliran (strip cropping).
      • Penanaman tanaman secara berjalur sejajar garis kontur (contour strip cropping). Cara penanaman ini bertujuan untuk mengurangi atau menahan kecepatan aliran air dan menahan partikel-partikel tanah yang terangkut aliran air.
      • Penutupan lahan yang memiliki lereng curam dengan tanaman keras (buffering).
      • Penanaman tanaman secara permanen untuk melindungi tanah dari tiupan angin (wind breaks).
    • Metode Mekanik
      • Pengolahan lahan sejajar garis kontur (contour tillage). Pengolahan lahan dengan cara ini bertujuan untuk membuat pola rongga-rongga tanah sejajar kontur dan membentuk igir-igir kecil yang dapat memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air.
      • Penterasan lahan miring (terracering). Penterasan bertujuan untuk mengurangi panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng sehingga dapat memperlambat aliran air.
      • Pembuatan pematang (guludan) dan saluran air sejajar garis kontur. Pembuatan pematang bertujuan untuk menahan aliran air.
      • Pembuatan cekdam. Pembuatan cekdam bertujuan untuk membendung aliran air yang melewati parit-parit sehingga material tanah hasil erosi yang terangkut aliran tertahan dan terendapkan.

Paket A_Soal Nomer 14 | Jenis-Jenis Tanah.
  1. Tanah Organosol atau Tanah Gambut. Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debu, lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.
  2. Tanah Aluvial. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai.
  3. Tanah Regosol. Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
  4. Tanah Litosol. Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.
  5. Tanah Latosol. Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.
  6. Tanah Grumusol. Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.
  7. Tanah Podsolik. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah, dan kering.
  8. Tanah Podsol. Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat. Kesuburan tanah rendah.
  9. Tanah Andosol. Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam.
  10. Tanah Mediteran Merah Kuning. Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut "Terra Rossa".
  11. Hidromorf Kelabu. Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna kelabu hingga kekuningan. Sekarang kamu telah mengetahui faktor pembentukan tanah dan sifat-sifat tanah.

Paket A_Soal Nomer 15 | Kesuburan Tanah.
Usaha untuk meningkatkan kesuburan tanah, yaitu sebagai berikut.
  1. Pemupukan yang tepat dan terus-menerus, terutama dengan menggunakan pupuk alami.
  2. Membuat sistem irigasi yang baik.
  3. Mengelola tanah miring dengan cara yang tepat.
  4. Penghijauan, yaitu penanaman jenis tanaman tahunan pada lahan kritis maupun lahan potensial. Jenis tanaman penghijauan yang dikembangkan di Indonesia, antara lain kemlandingan atau petai cina, terutama ditanam di sepanjang guludan terasering dan di lereng teras ditanam rumput gajah; lamtoro gung, yaitu jenis kemlandingan yang batang pohonnya besar; kaliandra hijau atau kaliandra merah; jambu mete dan jenis-jenis tanaman tahunan yang berbuah.
  5. Reboisasi hutan, yaitu menghutankan kembali kawasan hutan heterogen maupun hutan homogen yang dibuka. Hutan heterogen yang diproduksi kayu dan plasmanutfahnya direboisasikan menjadi hutan homogen, yaitu hutan tanaman sejenis. Seperti pinus mercusi, rasamala, sonokeling, damar, bambu, dan jenis-jenis tanaman industri lainnya.

Paket A_Soal Nomer 16 | Ciri Tanah Untuk Pertanian.
  1. Struktur tanahnya bagus, yaitu butir-butir tanahnya renggang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
  2. Mempunyai jumlah air yang banyak untuk melarutkan garam-garaman tanah
  3. Mempunyai garam-garaman banyak sebagai bahan makanan tanaman

Paket A_Soal Nomer 17 | Macam -macam Angin.
Macam angin menurut tempat terjadinya (angin lokal).
  1. Angin Laut dan Angin Darat. Adanya perbedaan penerimaan panas tersebut mengakibatkan perbedaan suhu antara daratan dan air (laut), lalu mengakibatkan perbedaan tekanan sehingga terjadilah angin. Angin laut adalah angin yang Zertiup dari laut menuju daratan pada siang hari. Angin darat adalah angin yang bertiup dari darat menuju laut pada malam hari.
  2. Angin Lembah dan Angin Gunung. Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah ke lereng gunung pada siang hari. Angin gunung adalah angin yang bertiup dari lereng gunung menuju lembah pada malam hari
  3. Angin Orografik dan Angin fohn. Angin yang mula-mula menaiki lereng gunung sampai ke puncak yang biasanya mengandung uap air, disebut angin orografik. Setelah melewati puncak, angin tersebut akan bertiup menuruni lereng yang bersebelahan menuju lembah. Angin ini bersifat kering dan panas, disebut angin Fohn.
    Contoh Angin Brubu terdapat di Sulawesi Selatan. Angin Bohorok terdapat di Deli, Sumatra Utara. Angin Kumbang terdapat di Cirebon, Jawa Barat. Angin Gending terdapat di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur. Angin Wambrau terdapat di Papua.

Paket A_Soal Nomer 18 | Angin Muson
  • Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober–April, saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi selatan atau Benua Australia.
  • Angin muson timur bertiup pada bulan April–Oktober, saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi utara atau Benua Asia.

Paket A_Soal Nomer 19 | Iklim
Klasifikasi iklim di Bumi
  1. Iklim Matahariasa didasarkan pada faktor garis lintang. Perbedaan garis-garis lintang di permukaan Bumi berpengaruh terhadap jumlah energi sinar matahari yang ditemuinya.
  2. Iklim Menurut Koppen berdasarkan curah hujan dan suhu udara. Selain itu, juga mempertimbangkan vegetasi dan penyebaran jenis tanah
  • Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis).
    Wilayah beriklim tipe A memiliki curah hujan tinggi, penguapan tinggi (rata-rata 70 cm3/tahun), dan suhu udara bulanan rata-rata di atas 18° C. Curah hujan tahunan lebih dari penguapan tahunan, tidak ada musim dingin.
  • Iklim Tipe B (Iklim Kering). Ciri Iklim tipe B adalah penguapan tinggi dengan curah hujan rendah (rata-rata 25,5 mm/tahun) sehingga sepanjang tahun penguapan lebih besar daripada curah hujan. Tidak terdapat surplus air. Di wilayah beriklim tipe B tidak terdapat sungai yang permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi tipe Bs (iklim stepa) dan tipe Bw (iklim gurun).
  • Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat). Iklim tipe C mengalami empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Suhu udara rata-rata bulan terdingin adalah (–3)°C – (–8)°C. Terdapat paling sedikit satu bulan yang bersuhu udara rata-rata 10° C.
  • Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin). Iklim tipe D merupakan iklim hutan salju dengan suhu udara rata-rata bulan terdingin < –3° C dan suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10° C.
  • Iklim Tipe E (Iklim Kutub). Wilayah beriklim tipe E mempunyai ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang lumut. Suhu udara tidak pernah melebihi 10° C. Wilayah beriklim tipe E dibedakan atas tipe Et (iklim tundra) dan tipe Ef (iklim kutub dengan salju abadi). Iklim tipe E terdapat di daerah Arktik dan Antartika.
  1. Iklim Menurut Schmidt–Ferguson, berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah. Suatu bulan disebut bulan kering, jika dalam satu bulan terjadi curah hujan kurang dari 60 mm. Disebut bulan basah, jika dalam satu bulan curah hujannya lebih dari 100 mm.
  2. Iklim Menurut Oldeman, yaitu berdasarkan unsur curah hujan. Bulan basah dan bulan kering dikaitkan dengan kegiatan pertanian di daerah tertentu sehingga penggolongan iklimnya disebut juga zona agroklimat
  • Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.
  • Bulan lembap, apabila curah hujannya 100–200 mm.
  • Bulan kering, apabila curah hujannya < 100 mm.
  1. Iklim Menurut Junghuhn. berdasarkan ketinggian tempat dan mengaitkan iklim dengan jenis tanaman yang tumbuh dan berproduksi optimal sesuai suhu di habitatnya
Paket A_Soal Nomer 20 | Macam-macam Awan
Berdasarkan ketinggiannya, awan dapat dibedakan sebagai berikut.
  • Awan rendah (ketinggian kurang dari 2 km). Contoh: nimbostratus, stratus, dan stratocumulus.
  • Awan menengah, mempunyai ketinggian dasar awan antara 2–6 km. Contoh: altostratus dan altocumulus.
  • Awan tinggi (ketinggian di atas 6 km). Contoh: cirrostratus, cirrocumulus, dan cirrus.
  • Awan menjulang vertikal (ketinggian 0,5–18 km). Contoh: cumulonimbus dan cumulus.

Berdasarkan bentuknya, awan dibedakan sebagai berikut.
  • Awan Cumulus atau Awan Bertumpuk. Awan ini bertumpuk-tumpuk dengan puncak yang membulat dan alas horizontal. Warna awan putih berkilauan, gerakannya selalu vertikal membentuk gumpalan yang semakin gelap dan meluas. Awan ini terbentuk ketika udara sangat panas dan bertambah dengan cepat sebelum terjadi hujan.
  • Awan Cirrus atau Awan Bulu. Awan ini berbentuk seperti serabut atau bulu ayam yang halus memanjang di langit. Awan Cirrus mempunyai ketinggian antara 7–13 km. Suhu awan Cirrus sangat rendah, bisa beberapa derajat di bawah 0°C. Awan Cirrus terdiri atas kristal-kristal es yang sangat kecil dan berwarna putih bersih.
  • Awan Stratus atau Awan Merata. Awan Stratus berlapis-lapis, meluas, dan tampak seperti kabut. Ketinggian awan ini rendah tetapi tidak sampai di permukaan Bumi. Munculnya awan ini pertanda cuaca akan baik jika terlihat saat Matahari terbit atau saat Matahari terbenam.
  • Awan Nimbus atau Awan Hujan. Awan ini menyebabkan terjadinya hujan. Awan ini tebal dan bentuknya tidak menentu. Warnanya hitam, kadang-kadang kelihatan merata seperti Stratus. Jika awan Cumulus bersatu dengan awan Nimbus maka disebut Cumulonimbus. Awan Cumulonimbus adalah awan yang sangat tebal, sering mendatangkan badai topan, petir, angin ribut, dan hujan deras.

Paket A_Soal Nomer 21 | Faktor Infiltrasi Tanah
  1. tingkat kelembapan tanah
  2. tingkat porositas tanah atau batuan
  3. tingkat kemiringan lereng
  4. vegetasi penutup lahan

Paket A_Soal Nomer 22 | Pola Aliran Sungai
Berikut macam-macam pola aliran sungai
  1. Pola dendritik atau dendritis. Pola dendritik adalah pola aliran sungai yang mirip cabang atau akar tanaman dan bermuara pada sungai yang tidak teratur.
  2. Pola rectangular. Pola rectangular adalah pola aliran pada daerah patahan atau retakan. Pola alirannya siku-siku.
  3. Pola aliran trellis. Pola aliran trellis seperti terali. Sungai mengalir sepanjang lembah dari bentukan antiklinal dan sinklinal.
  4. Pola radial sentrifugal. Pola radial sentrifugal adalah pola aliran pada dome atau gunung berapi pada stadium muda, mengalir melalui lereng-lereng pegunungan.
  5. Pola radial sentripetal. Pola radial sentripetal adalah pola aliran yang anak-anak sungainya bermuara di sungai utama dan berbentuk lancip terdapat pada daerah yang curam.
  6. Pola pinnate. Pola pinnate adalah pola aliran yang anak-anak sungainya bermuara di sungai
  • utama dan berbentuk lancip, terdapat pada daerah yang curam.
  1. Pola radial. Pola radialadalah pola aliran yang menyebar dari puncak ke lereng lembahnya.
  2. Pola annular. Pola annular merupakan sistem aliran sungai yang melingkar (di daerah dome).

Paket A_Soal Nomer 23 | Manfaat Air Laut
Pemanfaatan Perairan Laut
Perairan laut dapat dimanfaatkan pada bidang-bidang:
1) perhubungan atau pengangkutan laut,
2) pembangkit listrik,
3) pertanian,
4) perikanan,
5) pertahanan.
Manfaat DAS
  1. DAS sebagai lahan pertanian, jenis-jenis tanaman yang sesuai dengan ketinggiannya dan temperatur udaranya.
  2. DAS tengah dan DAS hilir di daerah pegunungan rendah dan dataran rendah pantai, umumnya bertanah aluvial. Di Indonesia, DAS semacam itu berupa bentang pesawahan yang luas dan merupakan lahan palawija jenis tanaman udara panas, seperti tebu, kelapa, dan buah-buahan.
  3. DAS yang sungainya tidak mengalami proses pendangkalan menjadi pusat permukiman.
  4. DAS merupakan cadangan air secara alami.
  5. DAS merupakan daerah irigasi yang mapan.
  6. Dari segi estetika, DAS sebagai daerah wisata.
  7. Induk DAS dapat dijadikan PLTA dan perikanan darat.
  8. DAS sebagai sarana transportasi (Kalimantan) dan kegiatan olahraga.

Paket A_Soal Nomer 24 | Persebaran Flora di Indonesia
Flora Indonesia berdasarkan region (wilayah) kerajaannya dibagi menjadi empat wilayah, yaitu sebagai berikut.
a. Flora Sumatra-Kalimantan
b. Flora Jawa-Bali
c. Flora Wallace
d. Flora Papua
Adapun jenis vegetasi (tumbuhan) yang tersebar di keempat kawasan tersebut meliputi hutan hujan tropis, hutan musim, hutan pegunungan, hutan sabana tropis, hutan pinggiran atau hutan bakau.
Flora Sumatra-Kalimantan
Jenis flora di kawasan ini sangat dipengaruhi oleh iklim Af (hutan hujan tropis) yang mempunyai ciri curah hujan dan kelembaban yang tinggi. Adanya beberapa jenis flora di kawasan ini kita bedakan menjadi dua kriteria penyebab.
  • Curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan jenis vegetasi kosmopolitan yang paling dominan di kawasan ini adalah hutan hujan tropis yang lebat dengan spesies tumbuhan yang khas, seperti kayu meranti yang keras, berbagai jenis anggrek, pohon deptirokarpus.
  • Tingkat kelembaban yang tinggi menyebabkan tumbuhnya beberapa jenis vegetasi, seperti pohon paku, lumut, dan jamur.
Selain diakibatkan karena tingginya curah hujan dan kelembaban, beberapa jenis vegetasi yang ada di kawasan ini adalah hutan bakau (mangrove) yang biasa tumbuh di sepanjang pinggiran pantai dan di muara-muara sungai.
Flora Jawa-Bali
Ada kecenderungan curah hujan lebih tinggi di Pulau Jawa bagian barat, sedangkan semakin ke arah Jawa bagian timur sampai ke Bali, curah hujan semakin rendah. Gejala ini terjadi disebabkan pola iklim yang berbeda, dimana Jawa bagian barat beriklim Af (hutan hujan tropis), sedangkan semakin ke arah timur iklim berubah menjadi iklim Am (muson tropis) dan Aw (sabana tropis). Akibat dari jenis iklim dan jumlah curah hujan yang dimiliki kawasan ini, akhirnya timbul kawasan vegetasi kosmopolitan seperti di bawah ini.
  • Hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis yang mempunyai iklim Af berada di sekitar Jawa bagian barat dan cenderung memiliki curah hujan yang tinggi. Beberapa contoh kawasan vegetasi hutan hujan tropis adalah Cagar Alam Ujung Kulon di Jawa Barat, Cagar Alam Cibodas di Jawa Barat, Cagar Alam Pananjung di Pangandaran, Jawa Barat
  • Hutan muson tropis. Hutan muson tropis berada di sekitar Jawa Barat bagian utara terus ke arah Jawa bagian tengah dan sebagian Jawa Timur. Kawasan ini memiliki iklim Am (muson tropis) dengan jumlah curah hujan mulai berkurang, sehingga akibatnya memiliki vegetasi kosmopolitan hutan muson tropis yang mempunyai ciri khas daunnya gugur pada musim kemarau, contohnya vegetasi pohon jati. Pohon jati ini diperkirakan sebagai pohon asli (endemi) Pulau Jawa, sebab spesies ini tidak ditemukan di kawasan lain. Beberapa contoh kawasan vegetasi ini adalah hutan Alas Roban di Jawa Tengah dan hutan jati di sekitar Jepara.
  • Sabana tropis. Vegetasi sabana tropis adalah sejenis padang rumput yang diselingi oleh tumbuhan pohon-pohon besar. Jenis vegetasi ini mendominasi kawasan Jawa bagian timur sampai Bali. Iklim yang mendominasi sabana tropis adalah iklim Aw (sabana tropis) yang ditandai dengan curah hujan yang sedikit, baik dihitung dari rerata curah hujan bulanan atau rerata curah hujan tahunan. Contoh dari kawasan vegetasi sabana tropis ini adalah Cagar Alam Baluran di Jawa Timur dan Taman Nasional Bali Barat di Pulau Bali.
Flora Kawasan Kepulauan Wallace
Kepulauan Wallace meliputi kawasan Pulau Sulawesi, Pulau Timor, Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara. Kepulauan Wallace disebut juga kawasan peralihan. Iklim yang terjadi di kawasan ini adalah iklim kering dengan suhu rerata relatif panas dibanding dengan kawasan Indonesia lainnya. Akibatnya, vegetasi yang tumbuh di kawasan ini adalah jenis tumbuhan yang cocok dengan asosiasi panas dan kering. Adapun jenis vegetasi kosmopolitan yang terdapat di kawasan peralihan ini adalah sebagai berikut.
  • Hutan pegunungan di Sulawesi
  • Sabana tropis di Nusa Tenggara
  • Hutan campuran di Maluku dengan jenis pohonnya yang terkenal, seperti rempah-rempah (pala, cengkih, kayu manis, merica), kenari, dan sagu.
Sedangkan beberapa contoh cagar alam yang melindungi berbagai jenis pohon (vegetasi) di kawasan ini adalah Cagar Alam Tangkoko dengan puncak Gunung Kembar dan puncak Dua Saudara di ujung paling utara Jazirah Sulawesi, serta Cagar alam Pulau Komodo dengan tumbuhan palma lontarnya yang terkenal.
Flora Papua
Papua adalah pulau di Indonesia yang paling timur, memiliki iklim lembab (Af) yang sama seperti Indonesia bagian barat. Dengan curah hujan yang cukup tinggi, akibatnya Papua memiliki jenis vegetasi kosmopolitan hutan hujan tropis. Namun satu keunikannya, bahwa hutan hujan tropis Papua ini memiliki kesamaan karakter dengan hutan hujan tropis yang ada di Queensland, Australia Utara, di antaranya memiliki satu jenis vegetasi yang di kedua kawasan tersebut tumbuh dengan baik, yaitu pohon eucalyptus. Mengapa demikian? Pulau Papua memiliki hutan kabut, yaitu hutan yang setiap saat tertutup oleh kabut. Hal ini mengindikasikan bahwa hutan di Pulau Papua memiliki tingkat kelembaban yang cukup tinggi.
Paket A_Soal Nomer 25 | Persebaran Fauna Dunia
Kerajaan hewan dunia berdasarkan area tempat hidupnya dapat dibagi menjadi enam kawasan.
  1. Region fauna Palearctic
  2. Region fauna Nearctic
  3. Region fauna Neotropic
  4. Region fauna Ethiopia
  5. Region fauna Oriental
  6. Region fauna Australia


  • Region Fauna Paleartic. Region ini meliputi di Siberia, Afrika Utara, dan beberapa kawasan di Asia Timur. Fauna yang hidup di antaranya harimau, siberia, beruang kutub, beaver, dan rusa.
  • Region Fauna Neartic. Region ini meliputi sebagian besar Amerika Utara dan Greenland (kutub utara sampai dengan subtropis). Fauna yang hidup di antaranya antelope, rusa, dan beruang.
  • Region Fauna Neotropical. Region ini meliputi Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Mexico. Fauna yang hidup di antaranya primata, kelelawar, rodent, trenggiling, dan kukang.
  • Region Fauna Ethiopian. Region ini meliputi Afrika dan Madagaskar. Fauna yang hidup di kawasan ini di antaranya gajah afrika, gorila gunung, jerapah, dan lain-lain.
  • Region Fauna Oriental. Region ini meliputi India, Cina, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Fauna yang hidup dalam kawasan ini di antaranya harimau sumatra, tapir malaysia, gajah india, kerbau air, badak, dan lain-lain.
  • Region Fauna Australia. Region ini meliputi Australia, Tasmania, dan sebagian Indonesia bagian timur. Fauna yang hidup di antaranya kanguru, plathypus, kuskus, wombat, dan lain-lain.
  • Region Fauna Oceanic. Tersebar di seluruh samudra di dunia, berupa beberapa jenis ikan dan fauna laut jenis mamalia, seperti anjing laut, lumba-lumba, dan ikan paus.
  • Region Antartik. Region ini mencakup kawasan di kutub Selatan, jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat untuk menahan dingin serta memiliki lapisan lemak yang tebal pula. Fauna daerah ini di antaranya rusa kutub, burung penguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.

Paket A_Soal Nomer 26 | Persebaran Flora di Permukaan Bumi

Bioma Tundra
Bioma tundra mempunyai karakteristik iklim regional yang sangat ekstrim dengan suhu rata-rata rendah, bersalju, dan mempunyai musim panas yang pendek. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah lumut yang membentuk suatu hamparan yang luas atau sering disebut sebagai "hamparan bantalan". Jenis-jenis lumut tersebut yaitu dark red, rumput kipas, dan lain-lain. Tersebar di kutub utara dan di Pegunungan Alpine. Fauna khas di bioma ini adalah karibu yang memanfaatkan lumut dan sedikit rumput sebagai makanannya. Selain itu, ada rusa, kelinci, dan serigala.
Bioma Taiga atau Hutan Boreal
Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan iklim yang sangat dingin dan musim panas yang sangat pendek. Kisaran temperatur antara suhu rendah dan suhu tinggi sangat besar. Tersebar di Skandinavia, Rusia Timur, Amerika Utara, dan beberapa di kawasan Asia Utara. Jenis vegetasi yang mendominasi adalah jenis vegetasi konifer (tumbuhan berdaun jarum), di antaranya picea, abies, pinus, dan larix.
Bioma Hutan Iklim Sedang
Ciri khas dari bioma hutan iklim sedang adalah warna daun yang berwarna oranye keemasan. Hal ini disebabkan karena pendeknya hari sehingga merangsang tanaman menarik klorofil dari daun sehingga diisi pigment lain. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah quercus (oak), acer (maple), castanea dan lain-lain. Tersebar di Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang) dan Timur Laut Amerika. Vegetasi jenis ini hanya dapat ditemui di Benua Eropa serta Asia Timur, karena vegetasi ini hidup pada kawasan subtropis dengan iklim semi selama enam bulan serta mengalami musim gugur saat musim kering sampai musim dingin. Hutan ini terdapat di daerah beriklim sedang, yaitu antara 23°30'–66°30' LU maupun LS
Bioma Hutan Hujan Tropis
Bioma hutan hujan tropis tersebar di daerah antara 10º LU dan 10º LS, termasuk di dalamnya Hutan Amazon (Amerika Tengah), Afrika Barat, Madagaskar Timur, Asia Selatan (Indonesia dan Malaysia), dan Australia. Gambar diatas menunjukkan jenis hutan hujan tropis yang berada di Sumatra/Kalimantan. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar yang masih mempunyai hutan hujan tropis selain Brazil, Afrika bagian barat, dan Madagaskar.
Jenis vegetasi yang tumbuh dalam hutan hujan tropis di antaranya Dipterocarpaceae, Pometia spp, Arecaceae (palem), Mangifera spp, dan Rafflesia spp. Terdapat juga jenis vegetasi yang
khas yaitu epifit (angrek-anggrekan) dan liana (tumbuhan merambat contohnya adalah rotan).
  • Lapisan vegetasi yang tingginya mencapai 35-42 m, dan daunnya merupakan "kanopi" (payung) bagi vegetasi di bawahnya.
  • Lapisan tertutup kanopi dengan ketinggian vegetasi berkisar 20-35 m, pada lapisan ini sinar matahari masih bisa menembus.
  • Lapisan tertutup kanopi berkisar 4–20 m, merupakan daerah kelembapan udara relatif konstan.
  • Lapisan vegetasi dengan ketinggian berkisar 1-4 m.
  • Lapisan vegetasi dengan ketinggian antara 0-1 m, berupa anakan pohon serta semak belukar.

Bioma Savana (Padang Rumput)
Bioma savana beriklim asosiasi antara iklim tropis basah dan iklim kering yang terbentang dari kawasan tropika sampai subtropik. Vegetasi yang tumbuh adalah rumput-rumputan, seperti gramineae jenis rumput yang hidup sepanjang tahun dengan ketinggian rumput mencapai 2,5 m lebih. Selain gramineae tedapat juga palm savanna, pine savanna dan acacia savanna. Bioma ini tersebar di Afrika Timur, Amerika Tengah, Australia, dan Asia Timur.
Bioma Gurun
Bioma gurun dicirikan dengan kondisi iklim musim kering yang sangat ekstrim dengan suhu udara yang tinggi. Bioma gurun ini tersebar di Amerika Utara yang disebut praire, di Asia disebut steppa, Amerika Selatan disebut pampas, dan Afrika Selatan disebut veld. Jenis vegetasi yang bisa bertahan hidup di daerah gurun antara lain adalah kaktus, liliaceae, aloe, kaktus saguora, dan cholla. Fauna berukuran besar yang mampu hidup di gurun adalah unta. Selain itu, ada rubah, tikus, burung pemakan bangkai, burung pelatuk, burung hantu, ular derik, kadal, dan katak. Terdapat juga binatang-binatang kecil seperti laba-laba, kalajengking, dan kumbang penggali.
Paket A_Soal Nomer 27 | Fauna Indonesia
Alfred R.Wallace pada abad ke-19 mengadakan penelitian tentang kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia. Selanjutnya menetapkan Sulawesi dan Kepulauan NTT sebagai wilayah khusus (wallace region) yang dibatasi oleh garis maya yaitu Garis Wallace. Garis ini memisahkan Sulawesi dan Kepulauan NTT dengan Jawa, Sumatra dan Kalimantan (pulau-pulau Paparan Sunda) serta Garis Weber yang memisahkan Sulawesi dan Kepualauan NTT dengan Papua dan Maluku (Paparan Sahul).
  • Bagian Barat/Tipe Asia. Bagian barat ini termasuk dalam provinsi zoogeografi Asiatis yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Fauna yang hidup di kawasan ini adalah Gajah, Badak, Tapir, Kerbau Liar, Harimau Sumatra, macan tutul, banteng, ular kobra, badak bercula satu, burung elang jawa, dan burung rangkong, beruang madu, orang utan, bekantan, Siamang, Curik Bali, Siamang, Pesut Mahakam, Siluk.
  • Bagian Peralihan. Bagian ini adalah kawasan unik dan khas yang disebut juga sebagai Wallace region. Kekhasan fauna di kawasan ini ialah terdapatnya fauna yang mempunyai kemiripan dengan fauna kawasan asiatis (tapir dan monyet) tapi juga mirip dengan fauna yang ada di kawasan Australia (kakatua dan musang). Fauna di bagian peralihan antara lain anoa, tarsius, burung maleo, burung alo, krabuku, komodo, babi rusa, musang sulawesi, kuskus, dan burung jalak sulawesi.
  • Bagian Timur/Tipe Austraalia. Bagian ini termasuk dalam provinsi zoogeografi Australian, yang meliputi Maluku dan Papua. Fauna yang hidup di antaranya kuskus, kanguru, burung cendrawasih, buaya irian, penyu sisik, dan monyet ekor panjang, kasuari, Walabi, Nokdiak Nata Fem (Landak Papua)

Paket A_Soal Nomer 28 | Kualitas Penduduk Indonesia
Kualitas penduduk suatu negara dapat diketahui dari faktor-faktor yang memengaruhinya, yaitu tingkat pendapatan penduduk, tingkat pendidikan, dan tingkat kesehatan.
  1. Tingkat Pendapatan Penduduk. Tingkat pendapatan penduduk diukur dari besarnya pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita adalah pendapatan yang diperoleh rata-rata penduduk dalam waktu satu tahun. Pendapatan per kapita dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan dan kemajuan perekonomian suatu negara. Semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin tinggi kesejahteraan penduduknya karena dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan yang lain secara layak. Pendapatan per kapita, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
    Bank Dunia (World Bank) telah membuat klasifikasi negara-negara berdasarkan tinggi rendahnya pendapatan per kapita ke dalam lima kategori.
  • Kelompok negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita US$520 atau kurang.
  • Kelompok negara berpendapatan menengah ke bawah (lower–middle income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US$521 sampai US$1,740.
  • Kelompok negara berpendapatan menengah (middle income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US$1,741 sampai US$2,990.
  • Kelompok negara berpendapatan menengah ke atas (upper–middle income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US$2,991 sampai US$4,870.
  • Kelompok negara berpendapatan tinggi (high income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US$4,871 sampai US$25,480 bahkan lebih.
  1. Tingkat Pendidikan. kualitas penduduk Indonesia dari segi pendidikan masih tergolong rendah. Rendahnya kualitas pendidikan ini di antaranya disebabkan oleh: Tingkat pendapatan penduduk rendah, Tidak seimbangnya jumlah murid dengan sarana dan prasarana pendidikan, Masih kurangnya kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya.
  2. Tingkat Kesehatan. Rendahnya tingkat kesehatan penduduk Indonesia diindikasikan dari masih tingginya angka kematian ibu melahirkan dan bayi yang dilahirkan. Untuk itu penyuluhan akan pentingnya hidup bersih perlu disampaikan kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran hidup sehat yang sangat mendasar. Upaya peningkatan kesehatan yang merupakan upaya dasar ini telah dilakukan dengan membuka Puskesmas dan Pos-pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di seluruh pelosok Tanah Air.

Paket A_Soal Nomer 29 | Dampak Dinamika Penduduk
  1. Peningkatan Pengangguran. Peningkatan pengangguran yang pesat disebabkan adanya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang mampu menampung jumlah pencari kerja yang meningkat.
  2. Meningkatnya Kemiskinan. Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya. Akibatnya, dalam upaya pemenuhannya terjadi kompetisi hingga pada akhirnya terjadi kenaikan harga kebutuhan. Kondisi ini mengakibatkan daya beli masyarakat berkurang.
  3. Penurunan Tingkat Kesehatan. Jangankan untuk membiayai pemeliharaan kesehatan, untuk pemenuhan kebutuhan pokok saja menjadi sulit apabila terjadi ledakan penduduk. Akibatnya, akan terjadi penurunan tingkat kesehatan seperti gizi buruk, terjangkitnya penyakit busung lapar di masyarakat dan permasalahan kesehatan lainnya.
  4. Menurunnya Tingkat Pendidikan. Pesatnya peningkatan penduduk mengakibatkan tingginya jumlah anak usia sekolah. Peningkatan ini akan menimbulkan masalah seperti kesempatan memperoleh pendidikan yang makin sempit dan tingginya biaya pendidikan yang akan membebani masyarakat.
  5. Penurunan Kesejahteraan. Peningkatan penduduk diiringi dengan peningkatan kebutuhan hidup yang menuntut untuk terpenuhi. Banyaknya kebutuhan tentunya akan mengurangi pendapatan, hingga pada akhirnya terjadi penurunan kesejahteraan secara umum.
  6. Peningkatan Kebutuhan Pangan dan Tempat Tinggal. Untuk bertahan hidup manusia perlu makan dan tempat tinggal. Ledakan penduduk secara langsung memberikan dampak meningkatnya kebutuhan akan dua hal tersebut. Banyak dampak yang kita lihat akibat meningkatnya kebutuhan tersebut. Pembukaan lahan baru untuk permukiman marak dilakukan. Ketersediaan tempat tinggal yang terbatas juga mengakibatkan banyaknya perumahan liar dan kumuh.

Paket A_Soal Nomer 30 | Komposisi Penduduk
  • Berbentuk Segitiga (Limas). Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda atau berciri ekspansif. Penduduk tumbuh cepat karena terjadi penurunan tingkat kematian bayi tetapi tingkat kelahiran masih tinggi. Piramida penduduk negara kita Indonesia, termasuk kelompok ini.
  • Berbentuk Sarang Tawon (Batu Nisan). Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida penduduk negara Jerman, Belgia, dan Swiss
  • Bentuk Segi Empat. Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang hampir sama dengan tingkat kematian atau bersifat stasioner. Pertumbuhan penduduk cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama. Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa negara yang tergolong maju.

Paket A_Soal Nomer 31 | Pertumbuhan Penduduk
  • Kelahiran atau Fertilitas
  1. Angka Kelahiran Kasar atau (Crude Birth Rate/CBR)
  2. Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR)
  • Kematian atau Mortalitas
  1. Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (CDR)
  2. Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate (IMR)
  3. Angka Kematian Menurut Umur atau Age Specific Death Rate (ASDR)
  • Migrasi
    1. Migrasi Internasional (Migrasi Ekstern)
    • Imigrasi. Imigrasi yaitu masuknya penduduk dari negara lain ke suatu negara dengan tujuan untuk menetap. Contoh: Orang Inggris menikah dengan orang Indonesia kemudian menetap di Indonesia.
    • Emigrasi. Emigrasi merupakan perpindahan penduduk atau keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan untuk menetap. Contoh: Orang Indonesia yang bekerja dan menetap di Arab Saudi.
    • Remigrasi. Remigrasi merupakan kembalinya penduduk dari suatu negara ke negara asalnya. Contoh: Orang Indonesia yang kembali ke Indonesia setelah lama bekerja di Malaysia.
    2. Migrasi Nasional (Migrasi Intern)
    • Transmigrasi Umum. Merupakan transmigrasi yang dibiayai oleh pemerintah mulai dari daerah asal sampai ke daerah tujuan transmigrasi.
    • Transmigrasi Spontan. Merupakan transmigrasi yang dilakukan penduduk atas biaya, kesadaran, dan kemauan sendiri.
    • Transmigrasi Sektoral. Merupakan transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama antara pemerintah daerah asal transmigran dengan pemerintah daerah yang dituju transmigran.
    • Transmigrasi Swakarsa. Merupakan transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung oleh transmigran atau pihak lain (bukan pemerintah).
    • Transmigrasi Khusus. Merupakan transmigrasi dalam rangka pembangunan proyek-proyek tertentu, seperti transmigrasi bedol desa.
    • Ruralisasi yaitu kembalinya pelaku urbanisasi menuju daerah asalnya.
    • Forensen yaitu orang-orang yang tinggal di desa tetapi bekerja di kota yang setiap harinya nglaju (pulang pergi).
    • Turisme yaitu orang yang bepergian ke luar untuk mengunjungi tempat-tempat pariwisata di daerah atau negara yang dituju.

    • Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Terjadinya urbanisasi karena kota mempunyai daya tarik untuk dituju dan desa mempunyai daya dorong untuk ditinggalkan.
Daya tarik kota antara lain:
  • Tersedianya lapangan pekerjaan formal maupun informal di kota lebih banyak dibandingkan di desa.
  • Tingginya upah tenaga kerja di kota.
  • Ketersediaan fasilitas yang lengkap.
  • Ketersediaan berbagai hiburan.
Daya dorong dari desa, antara lain:
  • Lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian semakin sempit.
  • Lahan pertanian di desa semakin sempit.
  • Upah tenaga kerja di desa pada umumnya lebih rendah.
  • Kurangnya berbagai fasilitas umum.
  • Kurangnya berbagai hiburan.
  • Kegiatan pertanian di desa bersifat musiman.
  • Dorongan penduduk untuk memperbaiki taraf hidup.

Menghitung Pertumbuhan Penduduk
  1. Pertumbuhan Penduduk Alami
  2. Pertumbuhan Penduduk Total
  1. Proyeksi Jumlah Penduduk
Rumus Aritmatika
Rumus Geometrik
Rumus Eksponensial
Paket A_Soal Nomer 32 | Klasifikasi Industri
  1. Industri Berdasarkan Modal dan Jumlah Tenaga Kerja
  • Industri Rumah Tangga.
    • Modal yang digunakan relatif kecil.
    • Tenaga kerja yang digunakan tidak lebih dari 4 orang, biasanya dari anggota keluarga.
    • Peralatan yang digunakan sederhana dan bukan mesin.
    • Bertujuan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
  • Industri Kecil
    • Modal yang dibutuhkan lebih besar daripada industri rumah tangga.
    • Jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang.
    • Menggunakan teknologi sederhana.
    • Biasanya hanya merupakan usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
    • Contoh industri kerajinan adalah industri batik, anyaman, mebel kayu, dan sebagainya.
  • Industri Sedang
    • Modal lebih besar daripada industri kecil.
    • Tenaga kerja berjumlah 20 sampai 99 orang.
    • Sudah menggunakan teknologi yang cukup tinggi tetapi masih banyak menggunakan tenaga manusia.
    • Sudah menerapkan manajemen meskipun masih sederhana.
    • Sudah ada pembagian kerja, misalnya bagian keuangan, administrasi, produksi, dan pemasaran.
    • Contoh industri sedang antara lain industri konveksi (pakaian jadi), sepatu dan tas, alat olahraga, serta industri percetakan.
  • Industri Besar
    • Membutuhkan modal besar.
    • Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih dari 100 orang.
    • Menggunakan mesin-mesin berat dan modern.
    • Lebih banyak menggunakan tenaga mesin daripada tenaga manusia.
    • Produk yang dihasilkan untuk kebutuhan dalam negeri dan sebagai komoditas ekspor.
    • Manajemen perusahaan sangat rapi.
    • Pembagian kerja sudah jelas, misalnya direktur, bagian produksi, pemasaran, administrasi, keuangan, personalia, dan sebagainya.
    • Contoh industri besar antara lain industri semen, tekstil, kendaraan bermotor, mobil, pupuk kimia, dan sebagainya.
  1. Industri Berdasarkan Barang yang Dihasilkan
    1. Industri Rumah Tangga/Industri Kecil. Industri kecil yang termasuk dalam kelas ini misalnya industri kerajinan. Ada banyak industri kerajinan, antara lain kerajinan tenun, batik tulis, ukiran kayu, payung, anyaman, logam, tanah liat, dan kulit.
    2. Industri Ringan. Industri ringan menggunakan bahan baku atau bahan mentah dalam jumlah sedikit dan ringan. Barang yang dihasilkan tidak terlalu berat. Proses pengolahan cenderung lebih bersih dan sedikit menghasilkan polutan. Industri yang termasuk dalam industri ringan adalah industri makanan dan minuman, industri pakaian, industri tekstil, dan industri elektronik.
    3. Industri Sedang. Ciri-ciri industri sedang hampir sama dengan industri ringan, hanya dalam penggunaan bahan mentah lebih banyak. Contoh industri sedang adalah industri konveksi, industri percetakan, dan industri penggergajian kayu.
    4. Industri Berat. Industri berat dicirikan oleh penggunaan bahan mentah dalam jumlah banyak dan mesin-mesin berukuran besar. Barang-barang yang dihasilkan juga banyak dan besar. Industri berat cenderung membutuhkan lahan yang luas dan dapat mencemari lingkungan. Contoh industri yang termasuk industri berat adalah industri besi dan baja, industri kapal, serta industri pesawat terbang.
  2. Industri Berdasarkan Daerah Pemasaran
    1. Industri Dasar (Basic Industry). Merupakan industri yang produksinya ditujukan untuk ekspor atau dipasarkan ke luar negeri.
    2. Industri Lokal (Non-Basic Industry). Industri lokal, yaitu industri yang hasil produksinya dipasarkan di pasar lokal (dalam negeri).
  3. Industri Berdasarkan Intensitas Modal dan Pemakaian Tenaga Kerja
    1. Industri Padat Karya (Labour Intensive). Merupakan industri yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak.
    2. Industri Padat Modal (Capital Intensive). Merupakan jenis industri yang menggunakan modal yang besar, digunakan dalam industri yang memakai mesin-mesin, pemrosesan barang maupun hasil produk mutakhir dan canggih.
  4. Industri Menurut Departemen Perindustrian
    1. Industri Dasar (Hulu). Industri ini meliputi industri mesin-mesin, logam dasar, dan industri kimia dasar. Industri ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta meperkukuh struktur ekonomi. Contoh industri ini antara lain industri mesin pertanian, alat-alat konstruksi, mesin-mesin listrik, kendaraan bermotor, kereta api, kapal, pesawat terbang, besi-besi konstruksi, besi baja, dan sebagainya.
    2. Industri Hilir. Industri hilir berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Contohnya industri tekstil, kimia, alat-alat listrik, logam, bahan bangunan, dan industri pangan.
  5. Industri Berdasarkan Bahan Dasar yang Digunakan
    1. Industri Dasar. Merupakan industri yang menghasilkan bahan dasar untuk industri yang lain. Contoh, pabrik peleburan besi dan bauksit.
    2. Industri Konveksi. Industri yang membuat pakaian jadi, seperti kaos, celana, dan kemeja.
    3. Industri Agraris. Industri yang mengolah hasil-hasil pertanian, baik secara langsung maupun tidak langsung.
    4. Industri Perakitan. Industri ini melakukan perakitan mesin-mesin untuk memproduksi barang jadi, misalnya industri perakitan mobil, barang-barang elektronik, dan pesawat terbang.
    5. Industri Trafik. Bahan mentah dari industri trafik semuanya diimpor, karena di dalam negeri tidak tersedia, misalnya minuman anggur, bir, dan perajutan wol.
  6. Industri Berdasarkan Jenis Usahanya

  1. Industri Ekstratif. Industri ini bahan bakunya langsung dari alam, seperti pertambangan, pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, dan sejenisnya.
  2. Industri Nonekstratif. Merupakan industri yang mengambil bahan bakunya dari tempat lain yang disediakan oleh industri lain. Contoh, industri penerbit dan percetakan.
  3. Industri Fasilitatif/Industri Jasa. Kegiatan dari industri ini adalah menjual jasa untuk keperluan lain. Contoh, industri perdagangan, perbankan, transportasi, dan komunikasi.

Paket A_Soal Nomer 33 | Orientasi Industri
  1. Lokasi Berdasarkan Bahan Baku. Lokasi industri tersebut didirikan dekat dengan bahan baku karena bahan bakunya mudah rusak, volumenya besar dan berat. Misalnya, industri pengalengan susu, buah-buahan, sayuran, ikan, dan industri mesin-mesin.
  2. Lokasi Berdasarkan Pasar. Industri yang lokasinya berdasarkan pasar, yaitu industri yang memproduksi barang-barang yang selalu berubah. Misalnya, hiasan, sepatu, tas, dan model pakaian.
  3. Lokasi Berdasarkan Biaya Angkutan. Industri yang dalam prosesnya memerlukan biaya angkutan yang besar, sebaiknya berlokasi di dekat sumber tenaga dan bahan bakar. Misalnya, industri peleburan besi, baja, dan bijih bauksit.
  4. Lokasi Berdasarkan Tenaga Kerja. Industri yang bersifat padat karya memerlukan jumlah tenaga kerja yang besar, sehingga industrinya ditempatkan dekat dengan tenaga kerja. Misalnya, industri rokok dan kerajinan barang-barang seni.

Paket A_Soal Nomer 34 | Klasifikasi Peta
Berdasarkan skalanya
  • Peta kadaster, yaitu peta yang berskala antara 1: 100 sampai dengan 1 : 5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan luas tanah dan sertifikat tanah.
  • Peta skala besar, yaitu peta yang berskala antara 1 : 5.001 sampai dengan 1 : 250.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang sempit, misalnya peta kelurahan, peta desa, peta kecamatan, dan peta kota.
  • Peta skala sedang, yaitu peta yang berskala antara 1 : 250.001 sampai dengan 1 : 5.00.000. Peta tersebut digunakan untuk menggambarkan daerah agak luas, misalnya Peta Region Jawa Barat, Region Sumatra Utara, dan sebagainya.
  • Peta skala kecil, yaitu peta yang berskala antara 1 : 500.001 sampai dengan 1 : 1.000.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang cukup luas, misalnya Peta Indonesia dan Peta Amerika Serikat.
  • Peta skala geografis, yaitu peta yang berskala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan kelompok negara, misal Peta Negara-Negara Eropa, Peta Negara-Negara Asia Tenggara, Peta Benua Australia, dan Peta Dunia.

Berdasarkan Isinya
  1. Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yang bersifat umum dari kenampakan yang ada di permukaan bumi. Kenampakan umum, seperti gunung, sungai, sawah, jalan raya, jalan kereta api, laut, lautan dan sebagainya. Peta-peta yang termasuk peta umum adalah sebagai berikut :
  • Peta chorografi, yaitu peta yang berisikan kenampakan yang bersifat umum dan global dari daerah yang luas. Biasanya berskala kecil sampai berskala sedang, seperti Peta Dunia dalam atlas.
  • Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief permukaan bumi yang bersifat alami. Relief tersebut meliputi gunung, pegunungan, lembah, dataran tinggi, dataran rendah, danau, sungai, rawa. Ada juga yang buatan manusia, antara lain permukiman, jaringan lalu lintas, bangunan-bangunan industri dan bendungan.
  1. Peta khusus (peta tematik) adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan tertentu di permukaan bumi. Peta-peta yang termasuk peta khusus ialah sebagai berikut. Peta iklim, Peta perhubungan, Peta persebaran penduduk, Peta persebaran hasil pertanian, Peta pariwisata, Peta geologi, Peta tanah, Peta tata guna tanah atau lahan

Paket A_Soal Nomer 35 | Skala Peta
Skala peta merupakan perbandingan antara jarak di peta dan jarak sesungguhnya.
CARA MENCARI SKALA YANG TIDAK DICANTUMKAN DALAM PETA :
  1. Membandingkan jarak horizontal di lapangan dan jarak pada peta.
    Contoh:
    Pada peta jarak titik C - D = 4 cm. Jarak C - D di lapangan = 100 m (sama dengan 10.000 cm). Tentukan skala petanya!
  2. Membandingkan dengan peta berskala yang daerahnya sama.
  3. Menentukan skala peta dari garis kontur.
  4. Menghitung jarak pada meridian di peta tersebut.
  5. Menghitung selisih derajat lintang atau bujur (meridian).

Paket A_Soal Nomer 36 | Proyeksi Peta
Proyeksi Berdasarkan Bidang Proyeksi
  1. Proyeksi Zenithal (Azimuthal/Zenithal Projection). Bidang proyeksi ini berupa bidang datar yang menyinggung bola pada kutub, ekuator atau di sembarang tempat. Oleh karena itu, proyeksi ini dibedakan menjadi:
  • Proyeksi azimuth normal, di mana bidang proyeksinya bersinggungan dengan kutub. Proyeksi cocok untuk memetakan daerah kutub. Penggambaran kutub dengan proyeksi ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
  1. Proyeksi Gnomonik.
  2. Proyeksi Azimuthal Stereografik.
  3. Proyeksi Azimuthal Orthografik.
  • Proyeksi azimuth transversal, bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
  • Proyeksi azimuth oblique, bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator.

  1. Proyeksi Silinder (Cylindrical/Mercator Projection). Proyeksi ini menggunakan silinder sebagai bidang proyeksinya dan menyinggung bola Bumi. Jika proyeksi ini menyinggung wilayah khatulistiwa, maka garis paralel merupakan garis horizontal dan garis meridian.

  1. Proyeksi Kerucut (Conical projection). Proyeksi ini berkaitan dengan bangun kerucut. Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Baris paralel berupa garis lingkaran, sedangkan garis bujur berupa jari-jari. Proyeksi ini paling tepat digunakan untuk memetakan daerah lintang 45° atau lintang tengah. Secara garis besar, proyeksi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  • Proyeksi Kerucut Normal atau Standar. Proyeksi ini menggunakan kerucut dengan garis singgung dengan bola Bumi terletak pada suatu paralel (paralel standar).
  • Proyeksi Kerucut Transversal. Pada proyeksi ini sumbu kerucut berada tegak lurus terhadap sumbu Bumi.
  • Proyeksi Kerucut Oblique (Miring). Pada proyeksi ini sumbu kerucut membentuk garis miring terhadap sumbu Bumi.

Paket A_Soal Nomer 37 | Garis Kontur
  • Isopleth : garis peta yangmenghubungkan daerah-daerah dengan pola distribusi yang sama.
  • Isobar : garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya pada waktu tertentu.
  • Isohiet : garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai jumlah curah hujan yang sama dalam satu periode.
  • Isoterm : garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai temperatur rata-rata yang sama pada periode tertentu.
  • Isohips (garis kontur) : garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tinggi di atas permukaan laut.

Paket A_Soal Nomer 38 | Bentang Alam dan Budaya Hasil Penginderaan Jauh
CONTOH PENGENALAN UNSUR BENTANG ALAM
  • Sungai. Tekstur permukaan air seragam, ronanya gelap dan cerah. Lebar sungai, yakni lebar ke arah muara.
  • Mata air. Mata air besar, tampak dengan rona putih. Mata air kecil, tampak dengan rona lebih gelap.
  • Dataran banjir. Permukaan rata dan letaknya lebih rendah dari sekitarnya. Rona seragam atau tak seragam.
  • Tanggul sungai. Bentuknya memanjang. Lebih tinggi daripada air sungai.
  • Guguk pasir. Bentuknya sempit dan memanjang, lurus atau sedikit melengkung, berupa igir-igir rendah dengan permukaan igir datar. Letaknya sejajar pantai.
  • Hutan bakau. Rona hitam sekali. Tumbuh pada pantai yang becek atau tepi sungai.
  • Hutan rawa. Rona dan tekstur tak seragam. Tampak perairan di dekatnya.
  • Rumput rawa. Tekstur menyerupai tanaman tebu. Rona kelabu.
  • Nipah. Rona cerah.Tumbuhan di tepi sungai atau di tepi pantai.
  • Sagu. Daun membentuk roset (bintang) yang jelas. Rona gelap

CONTOH PENGENALAN UNSUR BENTANG BUDAYA
  • Jalan. Bentuk memanjang dengan lebar seragam, relatif lurus. Simpang jalan tegak lurus atau mendekati tegak lurus.
  • Jalan KA. Menyerupai jalan, tetapi percabangannya runcing. Belokan atau tikungan melengkung.
  • Terowongan. Wujudnya seperti jalan atau jalan kereta api, tetapi hilang di suatu titik dan timbul kembali pada titik lain.
  • Jembatan. Ada sungai atau saluran irigasi yang menyilang jalan. Tubuh jembatan lebih sempit daripada tubuh jalan.
  • Stasiun kereta api. Bangunan terpisah dari rumah-rumah lain. Kadang-kadang tampak gerbong kereta api.
  • Terminal bis atau colt. Tampak jajaran bis yang sejajar. Ada bangunan besar di dekatnya.
  • Bandar udara. Lapangan luas dan datar. Kadang-kadang tampak pesawat terbangnya.
  • Transportasi perairan darat. Ada kanal atau sungai yang cukup lebar. Rona air gelap, berarti airnya dalam.
  • Lapangan sepak bola. Bentuknya empat persegi panjang. Rona cerah. Berasosiasi dengan gawang, di tengah garis belakangnya.
  • Rumah mukim. Kumpulan beberapa bentuk empat persegi panjang. Berasosiasi dengan jalan.
  • Gedung sekolah. Ada halaman tempat berkumpul. Bentuk rumah menyerupai huruf I, L atau U.
  • Rumah sakit. Bentuk bangunan seragam dan berukuran relatif besar atau panjang. Halaman relatif luas.
  • Pabrik atau industri. Ukuran gedung relatif besar, berbentuk memanjang. Halaman relatif luas.
  • Pasar. Bentuk dan ukuran gedung seragam, berbentuk memanjang. Terletak di tepi jalan.
  • Masjid. Bentuk gedung bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar. Ukuran lebih besar daripada rumah mukim.
  • Sawah. Petak berbentuk empat persegi panjang. Pada daerah miring bentuknya mengikuti garis tinggi (kontur). Sering tampak saluran irigasinya.
  • Tanaman padi. Tekstur halus. Rona gelap pada usia muda, abu-abu pada umur dua bulan, dan cerah pada saat siap dipanen.
  • Tanaman tebu. Tekstur lebih kasar daripada padi dan tampak jalur larikannya. Rona dan tekstur seragam.
  • Kebun karet. Tekstur seperti beludru. Jarak tanam pada tiap jalur + 6 m dan jarak antarjalur + 10 m.
  • Kebun kopi. Tampak deretan lurus dengan titik-titik hitam (pohon kopinya). Ada pohon peneduh yang lebih tinggi.
  • Kebun kelapa. Tajuk pohon jelas berbentuk bintang. Rona cerah.
  • Kebun kelapa sawit. Tajuk pohon berbentuk bintang. Tajuk daun sangat berdekatan hingga menimbulkan tekstur lebih halus daripada kebun kelapa. Rona gelap.

Paket A_Soal Nomer 39 | Pemanfaatan Indraja
  1. Citra dapat memberikan informasi mengenai keadaan dan perubahan lahan sehingga dapat membantu dalam perencanaan pembangunan.
  2. Citra dapat membantu dalam menganalisis perairan darat maupun laut.
  3. Citra dapat membantu dalam menganalisis keadaan cuaca dan iklim beserta prediksinya.
  4. Citra dapat menyajikan model, relief, dan kemiringan lereng suatu lahan.
  5. Citra dapat memberikan gambaran atau pemetaan daerah bencana alam, seperti banjir, gempa Bumi, tsunami, dan daerah letusan gunungapi sehingga dapat dimanfaatkan untuk proses pencegahan dan evakuasi.

Pemanfaatan jasa penginderaan jauh dalam berbagai sektor kehidupan dewasa ini, antara lain sebagai berikut.
1. Bidang meteorologi
  • mengamati iklim suatu daerah, yaitu melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam udara.
  • membantu analisis cuaca dan peramalannya, yaitu dengan menentukan daerah tekanan tinggi dan daerah tekanan rendah.
  • mengamati sistem pola angin permukaan.
  • memetakan data meteorologi dan klimatologi.
2. Bidang hidrologi
  • pemantauan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
  • pemetaan luas daerah dan intensitas banjir.
  • mengamati kecepatan aliran sungai.
  • mengamati arah aliran sungai.
3. Bidang oceanografi
  • pengamatan pasang surut dan gelombang air laut;
  • studi perubahan pantai, abrasi, dan sedimentasi;
  • pemetaan potensi sumber daya laut.
4. Bidang geologi
  • penentuan struktur batuan suatu wilayah;
  • pemantauan wilayah bencana;
  • pemetaan daerah gunung api.
5. Bidang geomorfologi
  • mengamati bentuk, panjang, dan arah lereng;
  • mengamati kekasaran lereng;
  • mengamati gerak massa batuan;
  • mengamati beda ketinggian;
  • mengamati bentuk lembah.
6. Bidang pertanian
  • mengetahui jenis tanah;
  • mengetahui sifat fisik tanah;
  • mengetahui tanaman yang terserang hama;
  • mengetahui kandungan air dalam tanaman.
7. Bidang perencanaan
  • menentukan arah pengembangan suatu wilayah;
  • menentukan lokasi pembangunan;
  • menentukan model pengembangan suatu wilayah.

Paket A_Soal Nomer 40 | Keunggulan SIG
Selain diperoleh informasi secara cepat, tepat, dan akurat, keuntungan lain dari SIG dengan menggunakan komputer antara lain sebagai berikut.
  1. Mudah dalam mengolah.
  2. Pengumpulan data dan penyimpanannya hemat tempat dan ringkas (berupa disket atau CD).
  3. Mudah diulang kalau sewaktu-waktu diperlukan.
  4. Mudah diubah kalau sewaktu-waktu ada perubahan.
  5. Mudah dibawa, dikirim, dan ditransformasikan (dipindahkan).
  6. Aman karena dapat dikunci dengan kode atau manual.
  7. Relatif lebih murah dibandingkan dengan survei lapangan.
  8. Data yang sulit ditampilkan secara manual dapat diperbesar bahkan dapat ditampilkan dengan gambar tiga dimensi.
  9. Berdasarkan data SIG dapat dilakukan pengambilan keputusan dengan tepat dan cepat.

Paket A_Soal Nomer 41 | Manfaat SIG
Penerapan Sistem Informasi Geografi dalam Kajian Geografi
  1. Bidang sumber daya alam, meliputi inventarisasi, manajemen sumber daya alam, kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan, analisis daerah rawan bencana, dan potensi laut.
  2. Bidang perencanaan, meliputi perencanaan wilayah, perencanaan permukiman transmigran, dan perencanaan lokasi industri.
  3. Bidang pertanahan, meliputi sistem pertanahan dan manajemen pertanahan.
  4. Bidang kependudukan, meliputi penyusunan data pokok, penyediaan informasi sensus sosial-ekonomi, sistem informasi pemilu, dan lain-lain.
  5. Bidang ekonomi, bisnis, dan marketing, meliputi penentuan lokasi yang prospektif untuk bank, pasar swalayan, kantor ATM, dan lain-lain.
  6. Bidang militer, meliputi penyediaan data spasial untuk analisis rute perjalanan, logistik, peralatan perang, dan sebagai tools untuk kebutuhan war game, dan lain-lain.
  7. Bidang pendidikan, meliputi penentuan lokasi pendidikan, sistem informasi pendidikan/akademis, dan lain-lain.
  8. Bidang transportasi, meliputi inventarisasi jalan transportasi, analisis kesesuaian dan penentuan rute-rute alternatif transportasi, analisis lokasi rawan kemacetan, dan bahaya kecelakaan.

Paket A_Soal Nomer 42 | Potensi Desa
Potensi desa mencakup potensi fisik dan nonfisik. Potensi fisik antara lain berupa lahan, air, iklim, flora, dan fauna. Potensi nonfisik meliputi Penduduk Desa, Lembaga dan Organisasi Sosial, Aparatur dan Pamong Desa.
Faktor-faktor yang menentukan kemajuan desa :
  1. Potensi Desa. Potensi desa mencakup sumber daya alam dan sumber daya manusia. Penduduk desa dan pamong (aparatur) desa merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan kemajuan desa.
  2. Interaksi dengan Daerah Lain. Interaksi dapat terjadi antara desa dengan desa, serta desa dengan kota. Perkembangan komunikasi dan transportasi memudahkan interaksi desa dengan daerah lain sehingga desa semakin maju.
  3. Lokasi Desa. Lokasi desa berkaitan dengan letak desa terhadap daerah di sekitarnya. Desa akan lebih berkembang apabila lokasinya berdekatan dengan daerah yang lebih maju.
Berdasarkan perkembangan kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki(yaitu tingkat pendapatan, peran serta masyarakat dalam pembangunan, tingkat kesehatan, dan tingkat pendidikan masyarakat) desa dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
  1. Desa tradisional. Tipe desa tradisional terdapat di daerah-daerah pedalaman, kecenderungan penduduk desa tertutup, dan tidak adanya komunikasi karena sistem perhubungan dan sarana pengangkutan belum berkembang. Seluruh kehidupan penduduk sangat bergantung pada alam.
  2. Desa swadaya. Tipe desa swadaya ditandai adanya kegiatan penduduknya untuk mencukupi kebutuhan sendiri. Kegiatan penduduk dipengaruhi keadaan alam dan kondisi geografisnya. Desa swadaya biasanya berlokasi di daerah terpencil sehingga jarang berinteraksi dengan penduduk luar, akibatnya perkembangan dari kemajuan desa terhambat.
  3. Desa swakarya. Tipe desa swakarya lebih maju dibanding desa swadaya. Desa swakarya ditandai adanya perubahan untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang ada di desa sehingga mampu menjual hasilnya ke desa lain setelah memenuhi kebutuhan desanya. Ciri-ciri desa swakarya adalah berfungsinya lembaga-lembaga desa, aparatur desa, dan munculnya kesadaran warga desa akan pentingnya keterampilan dan pendidikan sehingga menyebabkan beragamnya mata pencaharian penduduk.
  4. Desa swasembada.
    Tipe desa swasembada lebih maju daripada desa swakarya. Penduduknya telah mampu mengolah potensi secara maksimal dengan alat-alat teknis. Ciri lain tipe desa swasembada adalah tersedianya semua keperluan penduduk dan interaksi dengan masyarakat lain tidak mengalami kesulitan karena sistem perhubungan dan pengangkutan sudah maju.

Paket A_Soal Nomer 43 | Klasifikasi Kota
Berdasarkan Sejarah Pertumbuhannya
  1. Kota pusat perdagangan. Kota-kota yang berkembang sebagai pusat perdagangan, biasanya terletak di tepi pantai atau jalur pelayaran dan tempat persinggahan kapal-kapal dari wilayah atau negara lain yang sedang melakukan perjalanan atau bertransaksi jual beli barang-barang niaga. Kota-kota di Indonesia yang perkembangannya dari pusat perdagangan, antara lain Surabaya, Medan, dan Cirebon. Jakarta, Pontianak, Bagansiapiapi, Samarinda, Palembang, Jambi, dan Banjarmasin
  2. Kota pusat administrasi. Beberapa kota berkembang berdasarkan sejarah sebagai pusat kerajaan/ pemerintahan. Misalnya, kota Palembang sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya, Yogyakarta dan Surakarta sebagai pusat Kerajaan Mataram, Jakarta sebagai pusat pemerintahan Republik Indonesia serta kota-kota lain yang merupakan ibu kota Region, kota madya atau kabupaten.
  3. Kota pusat pertambangan. Lokasi penemuan bahan tambang memberikan pengaruh terhadap gejala pemusatan penduduk sebagai tenaga kerja. Sebagai contoh adalah kota Cepu, Cilacap, Sawahlunto, Tanjung Enim, Plaju, Dumai, Bangka, dan Belitung.
  4. Kota pusat perkebunan. Banyak wilayah di Indonesia memiliki tanah luas, subur, dan iklim yang baik untuk usaha perkebunan sehingga banyak didatangi penduduk untuk mengusahakan perkebunan. Kota jenis ini, antara lain, Bogor, Lampung, Bengkulu, Palembang, dan Jambi.

Berdasarkan jumlah penduduk
  1. Megapolitan, yaitu kota yang berpenduduk di atas 5 juta orang.
  2. Metropolitan (kota raya), yaitu kota yang berpenduduk antara 1–5 juta orang.
  3. Kota besar, yaitu kota yang berpenduduk antara 500.000–1 juta orang.
  4. Kota sedang, yaitu kota yang jumlah penduduknya antara 100.000–500.000 orang.
  5. Kota kecil, yaitu kota yang berpenduduk antara 20.000–100.000 orang.

Berdasarkan tingkat perkembangannya
  1. Tingkat Eopolis, yaitu suatu wilayah yang berkembang menjadi kota baru.
  2. Tingkat Polis, yaitu suatu kota yang masih memiliki sifat agraris.
  3. Tingkat Metropolis, yaitu kota besar yang perekonomiannya sudah mengarah ke industri.
  4. Tingkat Megalopolis, yaitu wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota metropolis yang berdekatan lokasinya sehingga membentuk jalur perkotaan yang sangat besar.
  5. Tingkat Tryanopolis, yaitu kota yang kehidupannya sudah dipenuhi dengan kerawanan sosial, seperti kemacetan lalu lintas dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
  6. Tingkat Nekropolis, yaitu suatu kota yang berkembang menuju keruntuhan.

Berdasarkan fungsinya
  • Kota pusat produksi, yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat produksi atau pemasok, baik yang berupa bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Contoh: Surabaya, Gresik, dan Bontang.
  • Kota pusat perdagangan (Centre of Trade and Commerce), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat perdagangan, baik untuk domestik maupun internasional. Contoh: Hongkong, Jakarta, dan Singapura.
  • Kota pusat pemerintahan (Political Capital), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan atau sebagai ibu kota negara.
  • Kota pusat kebudayaan (Cultural Centre), yaitu kota yang memiliki fungsi sebagai pusat kebudayaan. Contoh: Yogyakarta dan Surakarta.

Paket A_Soal Nomer 44 | Pola Pemukiman Kota dan Desa

Penggolongan menurut Bintarto
  1. Pola memanjang jalan
  2. Pola memanjang sungai
  3. Pola memanjang pantai
  4. Pola memanjang pantai dan sejajar jalan kereta api
  5. Pola radial
  6. Pola tersebar

Penggolongan menurut N. Daljuni
  1. Pola desa linier atau memanjang mengikuti jalur jalan raya atau alur sungai.
  2. Pola desa yang memanjang mengikuti garis pantai
  3. Pola desa terpusat
  4. Pola desa yang mengelilingi fasilitas tertentu
Penggolongan menurut Paul H. Landis
  1. The Farum Village Type. Tipe desa yang penduduknya tinggal bersama di suatu tempat dengan lahan pertanian di sekitarnya.
  2. The Nebulous Farm Type. Tipe desa yang sebagian besar penduduknya tinggal bersama di suatu tempat dengan lahan pertanian di sekitarnya, tetapi karena permukiman padat akibat pertumbuhan penduduk maka sebagian penduduk mencari tempat di luar permukiman pokok.
  3. The Arranged Isolated Farm Type. Tipe desa yang penduduknya bermukim di sepanjang jalan utama desa yang terpusat pada pusat perdagangan. Lahan pertanian berada di sekitar permukiman. Jarak satu rumah dengan rumah lain tidak terlalu jauh.
  4. The Pure Isolated Type. Tipe desa yang penduduknya tinggal tersebar secara terpisah dengan lahan pertanian masing-masing dan berpusat pada suatu pusat perdagangan.
Struktur penggunaan lahan kota
  1. Teori konsentrik oleh E.W. Burgess (1920)
  2. Teori sektoral oleh Homer Hoyt (1930)
  3. Teori inti berganda oleh CD Harris dan E.L Ullman (1949).

Zona Interaksi Kota-Desa Menurut Bintarto
  • City diartikan sebagai pusat kota.
  • Suburban (sub daerah perkotaan) yaitu suatu wilayah yang lokasinya berdekatan dengan pusat kota. Wilayah ini merupakan tempat tinggal para penglaju (penduduk yang melakukan mobilitas harian ke kota untuk bekerja).
  • Suburban fringe (jalur tepi subdaerah perkotaan), yaitu suatu wilayah yang melingkari sub-urban, atau peralihan antara kota dan desa.
  • Urban fringe (jalur tepi daerah perkotaan paling luar) yaitu semua batas wilayah terluar suatu kota. Wilayah ini ditandai dengan sifat-sifatnya yang mirip dengan wilayah kota, kecuali dengan wilayah pusat kota.
  • Rural urban fringe (jalur batas desa dan kota) yaitu suatu wilayah yang terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan pola penggunaan lahan campuran antara sektor pertanian dan nonpertanian.
  • Rural (daerah perdesaan).

Paket A_Soal Nomer 45 | Teori Lokasi Industri
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi Industri adalah Bahan mentah, Modal, Tenaga kerja, Sumber energi, Transportasi, Pasar, Teknologi yang digunakan, Kondisi lingkungan
Teori Lokasi Industri
  • Theory of industrial location (teori lokasi industri) dari Alfred Weber. Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri dengan mempertimbangkan risiko biaya atau ongkos yang paling minimum
  • Theory of optimal industrial location (teori lokasi industri optimal) dari Losch. Teori ini didasarkan pada permintaan (demand), sehingga dalam teori ini diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industri yaitu apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas, sehingga dapat dihasilkan pendapatan paling besar.
  • Theory of weight loss and transport cost (teori susut dan ongkos transport). Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa: Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka makin besar kemungkinan untuk penempatan industri di daerah sumber bahan mentah
  • (bahan baku), dengan catatan faktor yang lainnya sama. Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang jadi maka makin besar kemungkinan untuk menempatkan industri di daerah pemasaran.
  • Model of gravitation and interaction (model gravitasi dan interaksi) dari Issac Newton dan Ullman. Teori interaksi ialah teori mengenai kekuatan hubungan-hubungan ekonomi (economic connection) antara dua tempat yang dikaitkan dengan jumlah penduduk dan jarak antara tempat-tempat tersebut. Makin besar jumlah penduduk pada kedua tempat maka akan makin besar interaksi ekonominya. Sebaliknya, makin jauh jarak kedua tempat maka interaksi yang terjadi semakin kecil.
  • Theory of cental place (teori tempat yang sentral) dari Walter Christaller. Teori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold (ambang). Range (jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan threshold (ambang) adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan suplai barang.

Paket A_Soal Nomer 46, 47 | Pola Ruang Desa
  1. Desa tradisional. Tipe desa tradisional terdapat di daerah-daerah pedalaman, kecenderungan penduduk desa tertutup, dan tidak adanya komunikasi karena sistem perhubungan dan sarana pengangkutan belum berkembang. Seluruh kehidupan penduduk sangat bergantung pada alam.
  2. Desa swadaya. Tipe desa swadaya ditandai adanya kegiatan penduduknya untuk mencukupi kebutuhan sendiri. Kegiatan penduduk dipengaruhi keadaan alam dan kondisi geografisnya. Desa swadaya biasanya berlokasi di daerah terpencil sehingga jarang berinteraksi dengan penduduk luar, akibatnya perkembangan dari kemajuan desa terhambat.
  3. Desa swakarya. Tipe desa swakarya lebih maju dibanding desa swadaya. Desa swakarya ditandai adanya perubahan untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang ada di desa sehingga mampu menjual hasilnya ke desa lain setelah memenuhi kebutuhan desanya. Ciri-ciri desa swakarya adalah berfungsinya lembaga-lembaga desa, aparatur desa, dan munculnya kesadaran warga desa akan pentingnya keterampilan dan pendidikan sehingga menyebabkan beragamnya mata pencaharian penduduk.
  4. Desa swasembada.
    Tipe desa swasembada lebih maju daripada desa swakarya. Penduduknya telah mampu mengolah potensi secara maksimal dengan alat-alat teknis. Ciri lain tipe desa swasembada adalah tersedianya semua keperluan penduduk dan interaksi dengan masyarakat lain tidak mengalami kesulitan karena sistem perhubungan dan pengangkutan sudah maju.

Paket A_Soal Nomer 48, 49, 50 | Negara Maju dan Berkembang
Negara berkembang tergabung dalam kelompok negara Selatan-Selatan, terdiri atas sebagian besar negara di Asia (kecuali Jepang dan Korea Selatan), Afrika, dan Amerika Latin.
Ciri-ciri negara berkembang, antara lain,
  1. kurangnya tenaga ahli maupun tenaga terampil,
  2. modal kecil berasal dari pinjaman,
  3. rendahnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
  4. pemasaran terbatas hanya dalam negeri,
  5. produktivitas dan daya saing rendah,
  6. belum memadainya sarana dan infrastruktur,
  7. masih dalam tahap pembangunan.

Masalah yang dihadapi negara berkembang, yaitu timbulnya kemiskinan. Rendahnya produktivitas dan ketidakadilan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Negara maju disebut negara industri karena perekonomiannya dari kegiatan perindustrian. Negara maju mempunyai pendapatan per kapita yang cukup tinggi, bahkan mampu memberi bantuan pinjaman kepada negara-negara yang membutuhkan, termasuk negara-negara berkembang. Negara maju meliputi Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, Belanda, Kanada, dan Jepang yang tergabung dalam kelompok G7.
Amerika Serikat (United States of America) dan Kanada adalah dua negara yang wilayahnya terletak di bagian utara benua Amerika. Dua negara tersebut sangat berpengaruh pada perubahan dan kemajuan dunia dewasa ini. Hal tersebut dimungkinkan karena penguasaan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya yang jauh lebih canggih, khususnya Amerika Serikat.
Ciri-ciri negara maju, antara lain,
  1. modal besar,
  2. penguasaan teknologi tinggi dan canggih,
  3. kualitas sumber daya manusia tinggi,
  4. pemasaran mencakup dalam dan luar negeri,
  5. produktivitas dan daya saing tinggi,
  6. pendapatan per kapita tinggi.
Masalah yang dihadapi negara maju tidak serumit di negara berkembang. Masalah utama yang dihadapi negara maju adalah kekurangan bahan mentah, meliputi minyak bumi, batu bara, dan lain-lain.
Ringkasan Geografi Reviewed by Pak Jamil on 06.04 Rating: 5
All Rights Reserved by Blog Pak Jamil MA © 2014 - 2015
Powered By Blogger, Share by Star Tuan

Kontak Kami

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.